Kadikoy, Keindahan di Selatan Istanbul

Sinar mentari yang cerah menyambut kami pagi (8/12/2012) itu. Setelah seminggu melewatkan hari di Istanbul saya merasa bosan berdiam diri di asrama. Kebetulan waktu itu hari sabtu. Di hari sabtu sekolah libur, tidak ada aktivitas belajar mengajar. Saya dan Rudi, teman satu kamar yang juga berasal dari Indonesia, beserta satu teman dari Turki mencoba keluar untuk mencari angin segar dan sekedar mengendurkan pikiran. Tidak ada bayangan sebelumnya tempat mana yang akan kami kunjungi hari itu, karena kami orang baru dan baru seminggu di Turki. Berbekal informasi yang kami dapatkan dari teman Turki kami memutuskan untuk pergi ke Kadikoy.

"Metro", Kereta bawah tanah Istanbul

Kira-kira lima belas menit berjalan kaki dari asrama tempat kami tinggal menuju stasiun Metro (kereta bawah tanah) terdekat. Sesampainya di stasiun kami pun membeli tiket seharga 3 Lira (kurang lebih  Rp 15.000,-), sebab waktu itu kami belum memiliki Istanbulkart, -semacam smart card untuk keperluan transportasi di Istanbul-. Jika menggunakan Istanbulkart, kita cukup membayar sekitar 0,97 Lira saja, jauh lebih murah. Perjalanan pun dilanjutkan dengan menunggu metro yang datang setiap 7 menit sekali.  Jarak antara stasiun Kucukyali, tempat kami menunggu metro menuju Kadikoy kurang lebih 10 kilometer dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit. 

Sepanjang perjalanan menuju Kadikoy kami melewati beberapa stasiun. Suasana di dalam metro cukup nyaman, tidak terlalu penuh. Satu hal yang saya kagumi di sini selain sistem transportasi yang tertata dengan baik, juga tingkat kepedulian masyarakatnya tinggi untuk patuh terhadap peraturan yang berlaku. Jarang saya melihat sampah berserakan atau aksi vandal, baik di dalam metro maupun di jalan dan stasiun. Saat metro berhenti, penumpang pun turun dengan tertib, tidak berdesakan, demikian pula yang hendak naik.  

Sekitar dua puluh menit di metro, akhirnya kami pun sampai di stasiun Kadikoy yang merupakan stasiun pemberhentian terakhir. Keluar dari stasiun kami pun disambut dengan pemandangan yang menakjubkan. Kadikoy merupakan salah satu distrik yang terletak di bagian selatan Istanbul wilayah Asia, di pesisir utara laut Marmara. Dari sini kita bisa melihat benua Eropa, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh. Hembusan angin dermaga menemani jalan-jalan saya sore itu, cuaca yang cukup “pleasant” menambah gairah untuk terus menyusuri dan mengeksplorasi setiap sudut tempat ini. 

Masjid Sultan Ahmet (Masjid Biru)

Jika anda hendak menyeberang ke Eropa bisa naik kapal dari sini. Tidak terlalu mahal untuk ukuran plesir antar benua, cukup sekitar 2 Lira saja. Dari kapal anda bisa melihat keindahan ciptaan Tuhan, pemandangan selat bospurus yang menjadi batas Asia dan Eropa dengan jembatan panjangnya yang menawan atau laut Marmara dengan keindahan burung camar dan bebek-bebek berenangnya  yang menghiasi perjalanan Anda. Jika anda naik kapal dari sini, ada beberapa jenis penyeberangan ke eropa yang bisa anda pilih, tergantung destinasi dan kebutuhan anda seperti ke pelabuhan Eminonu, jika Anda hendak berbelanja murah di “ground market” atau mengunjungi Hagia Sophia, pelabuhan Karakoy jika hendak meneropong sudut Istanbul dari Galata Tower, pelabuhan Besiktas dan tersedia juga layanan “Bospurus Tour” seharga 12 Lira jika anda menginginkan perjalan romantis di sepanjang selat Bospurus. 

Hagia Sophia (Aya Sofya)

Sebelum melanjutkan ekspedisi, kami pun menyempatkan diri untuk berfoto-foto ria di sepanjang dermaga. Dari dermaga Kadikoy kita juga bisa melihat dua banguanan kokoh  berdiri tegak berdekatan yang menjadi ikon Istanbul, yakni Hagia Sophia dan Masjid Biru (Masjid Sultan Ahmet) di daratan eropa. Serta, pelabuhan Haydar Pasha dengan pesona gedung uniknya yang disebut-sebut sebagai ikon Kadikoy. Dari stasiun metro yang kebetulan dekat sekali dengan dermaga, ada banyak moda transportasi yang bisa anda gunakan untuk menyusuri Kadikoy, seperti Metrobus (busway), taksi dan trem, kalau anda hendak mencari ojek di sini tidak ada sebab jarang sekali saya melihat sepeda motor yang berlalu lalang, hehe.  

Bagi Anda yang gemar berbelanja, jangan khawatir di sepanjang jalan tersedia banyak toko yang menjual aneka macam, mulai dari asesoris sampai pakaian tersedia di sini. Namun, anda harus merogoh kocek yang cukup dalam, sebab harga barang-barang relatif lebih mahal dibandingkan tempat lain. Untuk yang hobi makan, di Kadikoy juga terdapat banyak kedai dan restoran yang menjual aneka makanan. Jika lelah setelah berjalan-jalan,  anda bisa mampir untuk mencicipi kuliner khas Turki. 

Atas saran teman Turki kami, hari itu pun kami berjalan kearah utara, menuju kompleks olah raga milik salah satu klub sepak bola raksasa di Turki, Fenerbahce S.K. Bagi pecinta olah raga, terutama sepak bola tempat ini bisa menjadi alternatif hiburan selama di Istanbul. Cukup berjalan kaki kurang lebih 15 menit dari dermaga untuk menjangkaunya. Di sini anda dapat menjumpai kandang Tim Fenerbahce, Şükrü Saracoğlu Stadium, salah satu stadion bintang lima UEFA yang biasa digunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola, baik di tingkat domestik, maupun eropa. 

Sekitar 3 jam kami berjalan mengelilingi Kadikoy. Meski badan terasa lelah, namun hati terpuaskan. Kami pun melanjutkan dengan wisata kuliner, akhirnya pilihan kami pun jatuh kepada kedai kecil yang menjual “Tavuk Doner”.  Cukup membayar 2 lira saja, sepotong Doner lezat dengan daging ayam dan satu gelas Ayran kami dapatkan. Setelah puas berjalan-jalan dan makan-makan, akhirnya petualang sore itu kami tutup dengan berjalan kembali ke Stasiun metro untuk menumpang kereta sampai Kucukyali, tempat kami tinggal selama di Istanbul.

Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Just for Sharing. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Just for Sharing dengan mengklik tombol di bawah ini:

Artikel keren lainnya:

Ditulis oleh sss pada tanggal 26/02/13