|
Foto bersama di akhir sesi |
Senin, 19 Oktober 2015 bertempat di Kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Profil Narasumber
Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. lahir di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969. Beliau adalah seorang intelektual dan akademisi yang dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia lewat gerakan Indonesia Mengajar dan pernah menjadi rektor termuda Universitas Paramadina pada tahun 2007. Saat ini Pak Anies menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah Republik Indonesia periode 2014-2019 yang datang dari kalangan profesional.
Isi
Di sesi institusional visit ini terdapat dua jenis kegiatan yaitu Pembukaan Persiapan Keberangkatan angkatan ke-44 “Stahana Citraloka” dan wejangan tokoh yang disampaikan langsung oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. Adapun tema yang disampaikan adalah “Character Building: Pembentukan Pemimpin baru yang Kontributif”. Lebih rinci terkait dengan kegiatan adalah sebagai berikut:
Pembukaan Persiapan Keberangkatan Angkatan ke-44 “Stahana Citraloka”
Kegiatan Pembukaan PK angkatan ke-44 ini diawali dengan penyambutan tamu kehormatan yaitu Bapak Anies Baswedan oleh para penerima tamu yang berbusana tradisional Aceh. Penerima tamu memberikan kalungan bunga kepada beliau. Selanjutnya, angkatan mempersembahkan sebuah tarian Cendrawasih asal Papua yang dibawakan oleh 6 orang peserta PK 44
.
Materi yang disampaikan
Bapak Anies menjabarkan beberapa kriteria penting yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu memiliki trust, value, dan follower yang menaruh kepercayaan penuh kepada pemimpinnya. Hal ini harus diwujudkan dengan merealisasikan perkataan kita dengan perbuatan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus bisa menjaga kepercayaan orang yang dipimpinnya. Kepercayaan memiliki kekuatan yang mempengaruhi follower sehingga apupun yang disampaikan atau dilakukan akan diikuti. Bung Hatta mempengaruhi banyak generasi muda saat itu untuk mengambil studi di bidang kelistrikan. Contoh konkret ketika Bung Hatta menghadiri peresmian Bendungan Asahan di Sumatera Utara, dimana beliau menyampaikan bahwa Indonesia ke depan sangat banyak membutuhkan insinyur listrik. Indonesia akan membutuhkan banyak sumber listrik demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Di sisi lain beliau juga menyampaikan bahwa Bung Karno membutuhkan 10 orang pemuda untuk mengguncangkan dunia. Pesan tersebut ditujukan demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Bapak Anies menambahkan cerita tentang Imadudin Abdulrahim (Imad) yang pada saat itu adalah mentor yang sangat handal selama belajar di Yogyakarta. Imad mengatakan “Saya butuh 4 kuda liar, bukan 10 kuda jinak. Hal ini karena beliau hanya ingin melatih orang-orang yang mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar.
Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa seorang pemimpin tidak sama dengan seorang pemburu otoritas. Sebab, esensi dari seorang pemimpin adalah bagaimana ia bisa memimpin dengan hati bukan mengharap sebuah prestise jabatan saja.
Beliau juga menghimbau kita semua untuk bisa menjadi pemimpin Indonesia yang amanah dan memaanfaatkan kesempatan belajar dengan baik. Ada tiga pesan yang beliau harapkan, yaitu state of knowledge, international network, dan dapat berbahasa asing yang lain selain Bahasa Inggris. Dalam suatu kehidupan bangsa yang dinamis seperti sekarang ini, kita diharapkan untuk bisa berfikir cerdik dalam menemukan solusi yang cenderung tidak terlihat oleh orang lain.
Pada sesi terakhir, beliau berpesan bahwa, “Kita sebagai generasi muda harus mampu menjadi pemain global, bukan hanya pemain lokal. Karena Indonesia membutuhkan kita sebagai pelopor perubahan bangsa.”
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Catatan PK-44 LPDP: Pembukaan dan Wejangan Tokoh"
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya!!!