Hai, semoga teman-teman semua
sehat selalu. Pada tulisan kali ini saya akan sedikit membahas tentang
IELTS dan TOEFL IBT. Bagi teman-teman yang hendak melanjutkan pendidikan ke luar
negeri, khususnya di negara-negara yang berbahasa Inggris pasti memerlukan
sertifikat bahasa sebagai bukti kemampuan kita serta memenuhi syarat
pendaftaran. Untuk itulah kita perlu mengambil ujian internasional seperti
TOEFL iBT atau IELTS. Sebenarnya selain iBT dan IELTS, masih ada beberapa jenis
ujian bahasa inggris lainnya seperti Pearson Test of English (PTE) dan
Cambridge ESOL Examination (CAE/CPE)1. Namun, nampaknya di Indonesia
iBT dan IELTS lebih populer daripada PTE ataupun CAE/CPE.
Apa itu TOEFL IBT dan IELTS?
Test of English as Foreign
Language (TOEFL) merupakan sebuah tes yang digunakan untuk mengukur bahasa Inggris kita. TOEFL sendiri ada beberapa macam (untuk jenis
TOEFL yang lain bisa dibaca di sini), namun untuk mendaftar ke universitas di
luar negeri kita memakai TOEFL yang berbasis internet (Internet Based Test/IBT). TOEFL IBT adalah salah satu produk
dari Educational Testing Service (ETS), sebuah lembaga yang terletak di Amerika
Serikat. Sedangkan IELTS merupakan
singkatan dari International English
Language Testing System. Sama
halnya dengan iBT, IELTS juga sebuah test untuk mengetahui seberapa
baik kemampuan Bahasa Inggris kita. Jika TOEFL IBT merupakan produk dari ETS,
maka IELTS dimiliki oleh tiga lembaga. Mereka adalah British Council,
University of Cambridge dan IDP Education Australia. IELTS sendiri memiliki dua modul, yaitu academic module dan general module. Baik iBT maupun IELTS
menguji empat skill kita dalam berbahasa Inggris, seperti kemampuan mendengar
(listening), membaca (reading), menulis (writing) dan berbicara (speaking).
Apa perbedaan TOEFL iBT dan
IELTS?
Meskipun skill yang diuji sama, namun ada beberapa perbedaan dalam
pelaksanaan tes TOEFL IBT dan IELTS. Internet Based TOEFL (IBT) menggunakan
komputer dalam pengerjaannya. Artinya dari bagian pertama (listening) sampai
dengan bagian terakhir (writing) kita akan terus berada di depan komputer. Soal
dan jawaban kita akan ditampilkan pada monitor. Untuk menjawab, kita perlu menggunakan mouse untuk memilih
opsi yang tepat (pada bagian listening dan reading) serta keyboard untuk
menulis essai kita di bagian writing. Selain itu kita juga akan dibekali
headset yang dilengkapi dengan microphone untuk menjawab pertanyaan pada bagian
listening dan speaking. Pada bagian speaking, jawaban kita akan direkam dan selanjutnya dikirimkan ke tim
penilai.
Berbeda dengan IBT, IELTS
pada praktiknya berbasis kertas. Kita akan diberikan lembar jawab pada sesi
listening dan reading serta hanya diperbolehkan menggunakan pensil untuk
menuliskan jawaban. Bagian writing terdiri dari
dua bagian (tasks)dan kita juga akan mendapatkan dua lembar jawab. Bagian satu atau task 1 kita akan
diminta untuk menjelaskan sebuah bagan/diagram/grafik/proses atau tabel ke
dalam essai minimal 150 kata. Sedangkan pada task 2 akan ada satu topik
dimana kita diminta untuk menuliskan essai (tanggapan) kita terhadap
topik tersebut dengan minimal 250 kata. Pada bagian speaking kita
akan berhadapan langsung dengan examiner yang merupakan seorang English native
speaker. Namun tidak pelu khawatir,
biasanya examiner IELTS akan bersikap ramah pada saat menyambut kita.
Perbedaan lain antara IBT dan IELTS adalah format penilainnya. Pada
IBT kita akan dinilai dalam rentang antara 0 sampai 120 secara keseluruhan
(overall), nilai ini didapat dari hasil penjumlahan nilai pada setiap section
dan nilai maksimal untuk setiap section adalah 30. Misalnya, kita mendapatkan
30 pada listening, 28 pada reading, 30 pada speaking dan 27 pada writing maka
overall score kita adalah 30+28+30+27= 115. Pada IELTS kita mengenal istilah “band”. Dimulai dari band 1 sampai dengan 9. Setiap band
merepresentasikan kemampuan bahasa inggris kita, misalnya jika mendapat band 9
berarti kita adalah expert user, band
8 berarti very good user, band 7
berarti good user, band 6 berarti competent user dan seterusnya. Pada IELTS, overall bandscore didapat dari
rata-rata penjumlahan bandscore pada setiap section. Misalnya kita mendapat 7
pada listening, 8 pada reading, 7 pada writing dan 8 pada speaking berarti overall
band kita 7+8+7+8=30, 30/4= 7.5.
|
IELTS band description |
Jadi mana yang harus diambil, IBT atau IELTS?
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum kita memutuskan
mana yang harus kita pilih, IBT atau IELTS. Pertimbangan pertama, menurut saya kembali kepada anda, mana yang lebih
mudah menurut anda (meskipun sebenarnya levelnya sama). Agar bisa membandingkan
secara fair, kita perlu melihat jenis soal kedua tes ini. Anda bisa saja
mengambil IBT jika selama ini anda lebih familier dengan aksen Amerika, sebab
di listening section IBT, rata-rata menggunakan American accent pada conversation dan lectures/talksnya. Sedangkan pada IELTS aksen yang digunakan
lebih beragam, bisa jadi British accent maupun Australian accent. Selain itu pada bagian listening dan reading IBT,
anda tidak perlu menulis cukup memilih jawaban (multiple choice) atau
mencocokkan pilihan (matching). Berbeda pada soal listening dan reading IELTS,
selain pilihan ganda anda juga perlu menulis jawaban (word/phrase) sehingga
kita perlu memperhatikan spelling/ejaannya.
Pertimbangan kedua, tentu
kembali kepada persyaratan universitas tujuan belajar, apakah mensyaratkan
iBT, IELTS atau bisa kedua-duanya. Untuk beberapa negara seperti Amerika
Serikat, Australia dan Selandia Baru, baik IBT maupun IELTS bisa digunakan
untuk pendaftaran. FYI, untuk beberapa kampus di UK ada
yang sudah tidak menerima TOEFL iBT dan bahkan pemerintah UK saat ini tidak menerima
segala produk ETS (termasuk TOEFL IBT) untuk pengurusan visa2.
Pertimbangan ketiga adalah
harga ujian dan metode pembayaran. Bagi sebagian orang, mungkin poin ini
bukan sebuah pertimbangan yang serius, karena mampu menjangkau harga
ujian yang lumayan tinggi. Sekedar informasi, pada saat saya menulis ini biaya
yang kita perlukan untuk mengikuti iBT adalah USD 190, atau sekitar 2,6
jutaan (dengan asumsi 1 dollar=Rp 14.000). Untuk pendaftarannya pun kita harus terlebih
dahulu mendaftar online di website ets3, serta metode pembayarannya
melalui kartu kredit. Sedangkan untuk IELTS, harganya bisa bervariasi. Jika
kita mendaftar di IDP, harga ujiannya sebesar USD 205 (jika dikonversi ke rupiah, nilainya bisa berubah tergantung nilai tukar saat itu), namun jika kita
mendaftar melalui British Council, harganya dalam rupiah (harga tetap/fixed price) yakni sebesar Rp
2.700.000,00. Dengan harga yang, bagi saya,
sangat mahal ini tentu rasanya wajib bagi kita untuk mempersiapkan diri
sebaik mungkin sebelum mengikuti ujian yang sebenarnya.
Terakhir yang ingin sampaikan, selain untuk mengetahui kemampuan
bahasa Inggris dan mendaftar kuliah di luar negeri, baik hasil IELTS
maupun iBT juga bisa digunakan untuk melamar beasiswa. Beasiswa seperti AAS,
Fullbright ataupun LPDP mencantumkan hasil ujian TOEFL/IELTS kita sebagai
syarat pendaftaran. Jadi meskipun perlu merogoh kocek agak dalam, rasanya
sebanding dengan banyak manfaat dan kesempatan yang bisa kita dapat. Jika
kita berhasil memperolah skor/hasil yang memuaskan pada ujian TOEFL maupun
IELTS, maka saya yakin akan banyak peluang yang bisa kita menangkan. So, are you ready to fly higher?
Keterangan:
- CAE = Cambridge Englih: Advanced (untuk level
bahasa Inggris C1), CPE= Cambridge English: Proficiency (level C2)
- Lihat http://thepienews.com/news/ets-tests-longer-accepted-uk-visa-authorities/
- Registrasi bisa dilakukan di www.ets.org/toefl
Belum ada tanggapan untuk "TOEFL IBT atau IELTS?"
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya!!!